Intan BDC Terus Melayani di Tengah Pandemi

Posted at : 19 Apr 2021

 

 

 

Cuaca Garut sudah mulai hangat setelah sejak pagi dibayangi mendung. Penulis dibawa oleh Pak Dian sebagai Mandiri ditemani oleh Pak Riga Handita selaku asisten kelembagaan ke sebuah ruko dua lantai di Jalan Ahmad Yani Garut. Lantai satu berisi produk-produk khas Garut. Sedangkan di lantai kedua, terdapat sofa dan dua meja kerja berikut kursinya. Tempat tersebut merupakan kantor Intan Business Development Center atau disingkat BDC.

Penulis menemui Bapak Yanto. Ia menceritakan tentang Intan BDC dari mulai berdirinya hingga sekarang. Intan BDC merupakan salah satu kegiatan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang terkait dengan penghidupan masyarakat.

Berdiri sejak tahun 2015, BDC lahir sebagai tindak lanjut dari program P2KP tahun 2006. Pada saat ini, pemerintah mengucurkan bantuan pinjaman modal usaha untuk para pengusaha kecil. Penerima terbagi ke dalam dua jenis. Pertama merupakan jenis reguler dengan uang pinjaman berkisar mulai Rp. 500.000,00 sampai dengan Rp. 2.000.000,00. Semua BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) menerima program ini.

Bagi BKM yang performanya bagus, bisa mendapatkan suntikan dana yang lebih besar yaitu pada program PMK. Program ini bergulir sejak tahun 2011—2014 dengan dana yang dipinjamkan mulai Rp. 2.000.000,00 hingga Rp. 5.000.000,00

Pada tahun 2014, Bappeda Garut menyelenggarakan sebuah lokakarya. Loka Karya tersebut mengangkat tema Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas. Dalam lokakarya ini, Forum Kota bermusyawarah untuk menentukan lembaga apa yang akan dibentuk, siapa pengelola, dan siapa komitenya.

Setelah dilakukan studi kelayakan oleh KNP Pusat, kabupaten Garut akhirnya layak didirikan BDC. Melalui keputusan itu, maka dibentuklah BDC di kabupaten Garut dengan nama Intan BDC.

Sebelum terbentuk, terlebih dahulu ada forum masyarakat kota yang terdiri dari berbagai unsur yaitu Pemda, kelompok peduli, perguruan tinggi, BKM, KSM, dan pelaku usaha.

Forum masyarakat kota menghasilkan langkah kerja, salah satunya adalah membentuk pengelola. Ibu Urip Sudiana dipilih menjadi ketua pengelola Intan BCD. Beliau berlatar belakang akademisi yaitu dosen STIE Yasa Anggana Garut. Sejak 2019, Intan BCD dinahkodai oleh bapak Yanto.

Pada tahun 2015, Intan BCD mendapat kucuran dana dari pusat sebanyak 1,1 Miliar untuk modal usaha KSM yang nantinya akan diputarkan. Terdapat 300 KSM yang mendapatkan pinjaman modal. Sedangkan untuk biaya operasional seperti sewa kantor dan lain-lain.

Pemkab Garut memberikan perhatian kepada Intan BDC salah satunya dalam bentuk bantuan operasional. Sejak tahun 2015 hingga 2019, Pemkab Garut mengucurkan dana sebanyak empat kali. Dana tersebut digunakan oleh pengelola untuk biaya operasional dan sewa kantor.

Hingga saat ini, Intan BDC memberikan berbagai macam pelayanan dengan KSM binaan sebanyak 120 KSM. Intan BDC memfasilitasi dalam berbagai bentuk, seperti pengembangan kapasitas berupa pelatihan kewirausahaan, desain kemasan, dan lain-lain. Selain itu, Intan BDC juga memberikan bantuan advokasi berupa PIRT, sertifikasi halal, dan lain-lain. Terakhir, pemasaran berupa pelatihan digital marketing, pendaftaran medsos, dan lain-lain.

Jenis usaha yang dibina KSM beragam, ada yang membuat kreativitas berbahan baku kulit seperti menghasilkan jaket kulit, sarung tangan dan lain-lain. Ada juga KSM yang bergerak dalam bidang makanan khususnya kerupuk (Kabupaten Garut dikenal sebagai produsen berbagai jenis kerupuk).

Tiga KSM unggulan binaan Intan BDC pertama terletak di Tanjung Pura, Kecamatan Karangpawitan. Terdapat dua KSM yang memproduksi jaket kulit, jaket oskar, dan jaket sambung. Masing-masing KSM awalnya memiliki tenaga kerja dua orang, sekarang menjadi 6 orang.

Selanjutnya, KSM yang bergerak membuat sarung tangan kulit terletak di Kota Wetan. Kelebihan KSM ini terletak dari kualitasnya. Ia membeli bahan baku kulit lembaran sehingga mulus. Selain itu, pewarnaan dilakukan secara langsung sehingga konsumen bisa mengajukan warna sesuai permintaan. Berkat usaha sarung tangan inilah, ia bisa menyekolahkan dua putranya di perguruan tinggi di kota gudeg.

Terakhir KSM yang memproduksi Cipeng, terletak di Kecamatan Samarang. Intan BDC memberikan pelayanan terhadap KSM tersebut berupa pelatihan, manajemen pembukuan, desain kemasan, pendaftaran merek, dan sertifikasi halal. Tenaga kerja awalnya dua orang sekarang enam orang. Awalnya tidak memiliki mesin pemotong sekarang memiliki mesin pemotong. Selain itu, dari segi kemasan kini lebih bagus.

Pengurus Intan BDC rutin melakukan kunjungan lapangan sebanyak dua kali dalam sebulan. Intan BDC tertib administrasi dan pembukuan. Setiap tahun diadakan audit oleh akuntan publik. Audit yang dilakukan menunjukkan profesionalisme yang diaplikasikan oleh manajemen Intan BDC.

Itulah sekelumit perjalanan Intan BDC. Kelebihan Intan BDC adalah uang modal yang masih bergulir hingga saat ini. Meskipun beberapa kali tidak mendapatkan bantuan operasional dari pemerintah, Intan BDC tetap berjalan. Selain itu, Intan BDC juga tetap bertahan dan terus melangkah meski di tengah pandemi.  Semoga arah perjuangan Intan BDC dapat terus berkiprah baik di masa pandemi maupun masa yang normal.

 

 


Artikel Terkait